Perancis Pantau 3.000 Orang yang Terkait Jaringan Teroris

Fritz-Joly Joachin (29), warga Perancis keturunan Haiti, ditangkap aparat keamanan Bulgaria setelah menerima surat perintah penahanan dari Paris. Pria ini diketahui sebagai kawan Kouachi bersaudara yang menjadi pelaku penyerangan majalah Charlie Hebdo. - KOMPAS
Fritz-Joly Joachin (29), warga Perancis keturunan Haiti, ditangkap aparat keamanan Bulgaria setelah menerima surat perintah penahanan dari Paris. Pria ini diketahui sebagai kawan Kouachi bersaudara yang menjadi pelaku penyerangan majalah Charlie Hebdo. – KOMPAS

Perdana Menteri Perancis Manuel Valls, Rabu (21/1/2015), mengatakan bahwa pemerintah negara itu harus memantau hampir 3.000 orang yang terlibat “jaringan teroris”. Dia mengemukakan hal itu saat meluncurkan sejumlah langkah untuk memerangi kaum militan Islam menyusul serangan di Paris pada awal bulan ini.

Valls mengatakan, jumlah orang yang terkait dengan jaringan militan di Irak dan Suriah telah melonjak 130 persen dalam satu tahun terakhir.

Valls juga mengumumkan 2.680 pos pekerjaan baru dan anggaran 425 juta euro untuk meningkatkan perang melawan ekstremisme.

Serangan dua minggu lalu, yang tercatat sebagai yang terburuk di Perancis dalam beberapa dekade, telah menyebabkan 17 orang tewas dan menempatkan Eropa dalam siaga tinggi. Setelah serangan itu, terjadi gelombang penggerebekan polisi, penyelidikan, dan ekstradisi di seluruh benua yang “gelisah” itu.

“Prioritas nomor satu, syarat nomor satu, adalah lebih memperkuat sumber daya manusia dan teknis badan-badan intelijen,” kata Valls.

“Dari sejumlah pekerjaan baru diumumkan itu, 1.400 di kepolisian, terutama di intelijen,” tambahnya.

Valls juga mengatakan bahwa 60 ulama tambahan akan direkrut untuk memperkuat 182 orang yang sudah bekerja di penjara. ***

Sumber: Kompas.co, 21/1/2015

 

Leave a comment